1. Barangsiapa
membaca surat Al-Waqi’ah pada setiap hari dan malam sebanyak 40 kali, selama 40
hari pula, maka Allah rezekinya mengalir terus dari berbagai penjuru.
2.
Berpuasa
selama seminggu dimulai pada hari Jumat. Setiap selesai sholat fardhu bacalah
Surat Al-Waqi’ah ini sebanyak 25 kali hingga sampai malam Jumaat berikutnya.
Pada malam Jumaat berikutnya, selepas sholat Maghrib bacalah surah ini sebanyak
25 kali, selepas sholat Isya’ bacalah surah ini 125 kali diikuti dengan
sholawat Nabi 1000 kali. Setelah selesai amalan, hendaklah memperbanyakkan
sedekah. Kemudian jadikan surah ini amalan rutin pada waktu pagi dan petang.
Insya’Allah rezeki akan mengalir seperti air bah.
3.
Berpuasa
selama 7 hari, di mulai pada hari Jumat berakhir pada hari Kamis. Puasanya
“tidak memakan sesuatu yang bernyawa / tidak makan ikan, daging, segala heiwan,
hanya makan sayur-sayuran saja. Dalam 7 hari itu, sesudah solat fardhu, membaca
surat Al-Waqi’ah sebanyak 25 kali. Apabila bacaan tersebut di mulai setelah
sholat fardhu Subuh pada hari Jumaat pertama, maka diakhirilah pembacaan
Al-Waqi’ah itu pada setelah fardhu Isya’ pada Jumaat berikutnya. Pada malam
Jumat terakhir ini hendaklah membaca surah Al-Waqi’ah sebanyak 125 kali kemudian
shlawat 1000 kali. Insya’Allah tidak akan mengalami kemiskinan seumur hidup.
4.
Bila orang
membiasakan membaca surat ini setiap malam satu kali, maka dia dijauhkan dari
kemiskinan. Bila di baca 14 kali setiap selesai solat Asar, maka akan memperoleh
kekayaan yang berlimpah ruah. Jika di baca surah ini sebanyak 41 kali segala
hajat yang berkaitan dengan rezeki akan terkabul.
5.
Surat ini
jika dibaca di sisi orang yang sedang sekaratul maut, insyaAllah akan
mempermudah roh keluar dari jasadnya. Jika dibaca di sisi orang sakit,
diringankan sakitnya. Jika di tulis, kemudian dipakaikan kepada orang yang
hendak bersalin, InsyaAllah segera melahirkan dengan mudah.
6.
Jika membaca
surat ini sebanyak 3 kali selepas solat subuh dan 3 kali selepas sholat Isya’.
Insya Allah dalam waktu setahun ia akan di jadikan seorang hartawan yang
dermawan.
Adapun doa setelah membaca Surat Al-Waqi'ah lafaznya seperti
dibawah ini:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اللّٰهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَامَائِدَةًمِنَ السَّمَاءِتَكُوْنُ
لَنَا عِيْدًالأَوَّلَنَاوَأٰخِرِنَاوَأَيَةًمِنْكَ وَارْزُقْنَاوَأَنْتَ
خَيْرُالرَّازِقِيْنَ
اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقُنَافِي اْلأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ
رِزْقُنَافِى السَّمَاءِفَأَنْزِلْهُ
وَإِنْ كَانَ رِزْقُنَافِى اْمَاءِوَاْلبَحْرِفَأَطْلِعْهُ وَإِنْ كَانَ
رِزْقُنَابَعِيدًافَقَرِّبْهُ
وَإِنْ كَانَ رِزْقُنَاقَلِيْلَنافَأَكْثِرْهُ وَإِنْ كَانَ
رِزْقُنَاأَعَسِرَنَ فَيَسِّرهُ لَنَاوَاْلتَنْقُلْنَاإِلَيْهِ حَإِثُ مَكَانَ
بِفَصْلِكَ وَجُادِكَ وَكَرَمِكَ بِرحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
Bismillahir rahmanir rahiim
Allahumma rabbanaa anzil 'alainaa maa 'idatam minas samaai takuunu lanaa
'iidal li awwalinaa
wa aakhirinna wa aayatam minka warzuqnaa wa anta khairur raaziqiin.
Allahumma inkaana rizqunaa fil ardhi fa akhrijhu wa inkaana rizqunaa fis
samaai fa anzilhu
wa inkaana rizqunaa fil maai wal bahri fa athli'hu wa inkaana rizqunaa
ba'iidan faqarribhu
wa inkaana rizqunaa qaliilan fa aktsirhu wa inkaana rizqunaa a'asiran
fayassirhu lanaa wal tanqulnaa ilaihi haitsu
maakaana bifadh-lika wajuudika wakaramika birahmatika yaa arhamar rahimin.
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah yang maha Pemurah dan Pengasih"
"Ya Allah, turunkanlah untuk kami hidangan dari langit yang akan
menjadi hari raya bagi kami, yaitu;
bagi orang-orang yang bersama kami, dan yang hidup sesudah kami, serta
menjadi bukti kekuasaan-Mu, berilah rezeki
bagi kami, karena Engkau sebaik-baik pemberi rezeki."
"Ya Allah, jika rezeki untuk kami berada dilangit, segeralah
diturunkan, jika berada di bumi, segeralah dikeluarkan,
jika berada di dalam air dan lautan segeralah ditampakkan padaku, jika
rezeki untuk kami berada di tempat yang jauh,
segeralah didekatkan padaku, jika keadaannya hanya kecil/sedikit, maka
tambahkanlah yang besar/banyak, dan jika jalannya
sulit sampai pada kami, maka buatlah kemudahan bagi kami, serta
pindahkanlah rezeki itu ke tempat kami (dimana kami berada),
dengan fadhal, belas kasihan serta kemurahan Engkau, dan dengan rahmat
Engkau hai Zat Yang paling belas-kasihan.
Semua pasti bisa
Minggu, 07 September 2014
Keutamaan Puasa Senin Kamis
Puasa adalah di antara amalan yang mulia. Selain dari sisi kesehatan pun
amat baik karena pencernaan akan beristirahat. Puasa senin kamis adalah di
antara puasa yang bisa kita rutinkan setiap pekannya. Namun jika kita memilih
salah satunya saja, misal puasa Senin saja, itu pun tidak masalah. Yang penting
adalah amalan tersebut dirutinkan.
Beberapa keutamaan puasa Senin Kamis secara khusus diterangkan secara
khusus dalam tiga dalil berikut.
[Dalil pertama]
Dari Abu Qotadah Al Anshori radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas
beliau menjawab,
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ
“Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau
diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim no. 1162)
[Dalil kedua]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka
aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR.
Tirmidzi no. 747. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi, shahih dilihat
dari jalur lainnya. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no.
1041)
[Dalil ketiga]
Dari ‘Aisyah, beliau mengatakan,
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa
pada hari senin dan kamis.” (HR. An Nasai no. 2360 dan Ibnu Majah no. 1739.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahihul Jaami’
no. 4897)
Faedah Puasa Senin-Kamis
- Beramal pada waktu utama yaitu ketika catatan amal dihadapkan di hadapan Allah.
- Kemaslahatan untuk badan dikarenakan ada waktu istirahat setiap pekannya.
Moga Allah mudahkan untuk mengamalkan amalan yang mulia ini.
Qabliyah Subuh
Wahai saudaraku…semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa memberikan keselamatan kepadamu dan selalu menjaga dirimu. Janganlah engkau merasa sayang meluangkan sedikit waktumu untuk membaca lembaran ini. Siapa tahu Allah subhanahu wata’ala akan memberikan manfaat kepadamu dan kepada kita semua.Suatu malam seorang lelaki shalih bangun dari tidurnya…ketika itu menjelang akhir malam mendekati waktu Fajar… ia dapati istrinya sedang bertahajjud, shalat dan berdoa dengan linangan air mata, memohon kepada Allah dengan segenap ketulusan hati. Lelaki itu sejenak tertegun melihat keshalihan istrinya, bagaimana dia seorang laki-laki asyik tidur, sementara sang istri begitu zuhud dan giat beribadah? Maka disapanya sang istri, “Tidakkah engkau tidur, apakah gerangan yang membuatmu seperti itu hingga larut begini? Maka istri yang shalihah itu menjawab, “Bagaimana akan tidur, seseorang yang tahu bahwa kekasihnya (Allah subhanahu wata’ala)tidak pernah tidur?”Keutamaan Qabliyah Shubuh
Qabliyah Shubuh yaitu shalat sunnah dua raka’at yang dilakukan sebelum shalat Shubuh. Ia merupakan amalan yang paling dicintai oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana disebutkan di dalam sabdanya, artinya, “Dua raka’at Fajar(sebelum Shubuh) lebih baik daripada dunia seisinya.” Dan dalam riwayat Muslim disebutkan, “Sungguh dua raka’at itu (sebelum Shubuh) lebih aku cintai daripada seluruh dunia.”Jika dunia dengan segenap isi dan perbendaharaannya di mata Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak dapat menyamai dua rakaat sebelum Shubuh maka bagaimana lagi keutamaan shalat Shubuh itu sendiri.Keutamaan Shalat ShubuhSebagai Sebab Masuk Surga dan Selamat dari NerakaDisebutkan di dalam sebuab hadits bahwa siapa saja yang menjaga shalat Shubuh dan Ashar maka akan dimasukkan ke dalam Surga dan dijauhkan dari api neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda dalam hadits riwayat
al-Bukhari
dan Muslim, “Barang siapa yang shalat di dua waktu yang sejuk maka dia
akan masuk surga.” Dan dalam hadits yang lain beliau bersabda, “Tidak akan
dijilat api neraka seseorang yang shalat sebelum Matahari terbit dan sebelum
tenggelam.” Yang dimaksudkan dengan dua waktu yang sejuk adalah waktu shalat
Shubuh dan shalat Ashar.Disaksikan MalaikatAllah subhanahu wata’ala berfirman,
artinya, “Dirikanlah shalat dari sesudah Matahari tergelincir sampai gelap
malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh.
Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. 17:78)
Shalat Shubuh, disebut Qur’anul Fajr karena bacaan al-Qur’an pada shalat ini lebih panjang daripada shalat-shalat yang lain, dan shalat Shubuh ini disaksikan oleh para malaikat. Terkait dengan ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan dalam sebuah haditsnya, “Malaikat saling bergantian dalam mengawasi kalian semua pada waktu malam, dan juga malaikat pengawas di waktu siang, mereka berkumpul pada waktu shalat Shubuh dan shalat Ashar. Kemudian malaikat yang berjaga malam hari naik, lalu Allah bertanya kepada mereka tentang hamba-hamba-Nya sedangkan Allah lebih tahu keadaan mereka, “Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan? Maka para malaikat menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat, dan ketika kami datang mereka pun juga sedang dalam keadaan shalat.”
Sungguh bahagia orang-orang yang mau memerangi diri, bangkit meninggalkan kasur-kasur mereka. Berjuang keras melawan segala yang menariknya ke tempat tidur, rasa kantuk, dingin, malas dan lain sebagainya. Mereka berharap untuk mendapatkan tiket yang begitu mahal, terbebas dari sifat nifaq, dan untuk menggapai apa yang dikabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, masuk surga. Mereka juga ingin mendapatkan persaksian mulia dari para malaikat, ingin menjadi hamba-hamba yang ditanyakan Allah keadaannya, lalu dijawab oleh para malaikat bahwa mereka sedang shalat.
Allah Bersumpah dengan Waktu Fajar. Karena besarnya keutamaan waktu Shubuh ini maka Allah subhanahu wata’ala bersumpah dengan menggunakan waktu itu, Dia berfirman, “Demi fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. 89:1-2)
Memberi Banyak Manfaat
Wahai saudaraku, merupakan ciri khas dari shalat Shubuh ini adalah bahwasanya dia dapat menyegarkan dan memperbaharui keimanan, menghidupkan hati, melapangkan dada, membuat jiwa penuh dengan kebahagiaan serta menjadikan berat timbangan amal kebaikan.
Sesungguhnya nikmatnya tidur pada waktu Shubuh yang hanya sekian menit tidaklah sebanding dengan kengerian di kubur, atau kengerian jurang-jurang di neraka. Kala itu seseorang hanya mampu menggigit jari menyesal untuk selama-lamanya seraya mengatakan, “Wahai Rabb kembalikan aku ke dunia, aku akan melakukan amal shalih yang dulu aku tinggalkan.” Betapa celaka, kenikmatan yang di akhiri dengan penyesalan, dan kenyamanan yang membawa penderita an begitu menyakitkan.
Saudaraku tercinta, cobalah kita ingat nikmat Allah yang terus menerus mengiringi kita tiada henti, coba bandingkan kondisi anda dengan kondisi orang lain. Ketika mereka berbaring di tempat tidur, kepala mereka masih diselimuti oleh berbagai beban berat, kegalauan dan kekhawatir an, apa yang akan dimakan besok? Sementara tubuh diliputi rasa penat dan lelah, setelah seharian mencari sesuap nasi untuk menghilang kan rasa lapar. Sebagian dari mereka ketika bangun di pagi hari terkadang ditemani oleh dentuman meriam dan rentetan tembakan senapan, sementara perut terasa lapar sedang hawa pun demikian dingin menyengat. Di sisi mereka anak-anak yang masih kecil menangis, berteriak kelaparan dan mengeluh kesakitan.
Adapun kita…sungguh kita dalam keadaan aman ketika makan dan minum, badan kita pun sehat, masih punya kekuatan dan umur. Maka janganlah itu semua menipu dan membuat kita terlena, dengan menggunakan kenikmatan tersebut untuk kemaksiatan dan dosa serta lupa bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala yang telah melimpahkan segala nikmat dengan tanpa batas.
Saudaraku, apakah engkau merasa aman ketika menuju pembaringanmu, padahal boleh jadi ia adalah tidur terakhirmu di dunia. Engkau tidak bangun lagi setelahnya dan ketika bangun tahu-tahu engkau telah berada di alam kubur. Maka selayaknya kita bersiap-siap selagi kita masih berada di dunia ini. Siapkanlah jawaban untuk di kubur, jawaban yang benar dan lurus tentunya. Jangan lupa kita selalu memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar menjadikan kita semua orang-orang yang mau mendengarkan ucapan dan mau mengikuti mana yang baik di antara ucapan itu, menjadikan akhir kehidupan kita dengan akhir kehidupan yang baik dan bahagia, dan mudah-mudahan Allah subhanahu wata’ala menolong kita untuk selalu berdzikir mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya dan memperbaiki ibadah hanya kepada-Nya.
Jika Shalat Shubuh Diremehkan
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah
merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman.”
(QS. 4:103-104)
Islam adalah jalan kehidupan yang universal dan
mencakup seluruh sisi kehidupan manusia. Islam merupakan sebuah ikatan antara
seorang hamba dengan Rabbnya, Allah subhanahu wata’alaberfirman, “Dan
(ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi
kitab (yaitu), “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia,dan
jangan kamu menyembunyi kannya,” lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang
punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk
tukaran yang mereka terima.”
(QS. 3:187)
Maka seorang hamba harus iltizam (komitmen) terhadap kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh Rabbnya. Dan Allah subhanahu wata’ala pun telah memberikan berbagai macam hak manusia dan berikut keistimewaannya dan pada akhirnya seorang hamba akan mendapatkan haknya yang terbesar sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, artinya, “Dan hak hamba atas Allah adalah Allah tidak menyiksa siapa saja yang tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun.”
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan
janganlah kamu turuti langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh
yang nyata bagimu.” (QS. 2:208)
Para mufassirin mengatakan tentang makna ayat ini
(yaitu), “Terimalah Islam dengan segenap hukum dan syari’atnya.” Allah
subhanahu wata’ala telah murka kepada bani Israil yang hanya menerima sebagian
ajaran agama yang mereka kehendaki serta enggan mengerjakan sebagian yang
lainnya. Maka Allah subhanahu wata’ala berfirman “Apakah kamu beriman kepada
sebagian dari Al-Kitab
(Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain?” (al
Baqarah:85)
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu memvonis orang yang
tidak shalat Shubuh dan Ashar dengan berjama’ah sebagai munafiq ma’lumun nifaq
(yang nyata nifaqnya) maka bagaimana dengan orang yang sama sekali tidak
mengerjakan shalat, berjama’ah maupun tidak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah bersabda, artinya, “Tidak
ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang munafiq daripada shalat Subuh dan
Isya’. Seandainya mereka mengetahui besarnya pahala kedua shalat tersebut,
niscaya akan mendatanginya meskipun dengan merangkak.” (HR al-Bukhari)
Allah subhanahu wata’ala berlepas diri dari orang-
orang yang meninggalkan shalat fardu lima waktu, sebagaimana disebutkan di
dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam artinya, “Janganlah engkau
meninggalkan shalat dengan sengaja, karena sesungguhnya siapa saja yang
meninggalkan shalat dengan sengaja maka tanggungan Allah dan Rasul-Nya telah
terelepas darinya.” (HR Ahmad dalam
al-Musnad)
Solusi
Di antara solusi yang insya Allah dapat membantu kita menjadi orang-orang yang dapat menjaga shalat adalah sebagai berikut : Hendaknya memposisikan shalat sesuai dengan kedudukannya dalam kehidupan kita, sehingga dalam seluruh aktivitas kehidupan kita senantiasa menekankan masalah shalat ini, bukan sebaliknya menyepelekannya.
Mempergunakan jam(bel/weker) untuk membangunkan kita agar tidak terlambat dalam menjalankan shalat Shubuh.
Tidur lebih awal, agar dapat bangun lebih awal pula, dan usahakan melakukan pekerjaan atau aktivitas setelah selesai shalat Shubuh. Karena Allah subhanahu wata’ala membagi rizki-Nya pada waktu setelah Shubuh ini.
Membiasakan untuk membaca dzikir dan do’a sebelum tidur, dan memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar menolong kita untuk selalu mengerjakan shalat.
Merasa sangat bersalah dan berdosa ketika kita ketinggalan shalat dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengulangi kesalahan itu.
Langganan:
Postingan (Atom)